Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI

525 Dilihat

Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI | Mitra CDI dimana saja anda berada. Sengaja kami rangkum sebuah artikel yang cukup penting untuk anda ketahui dalam masalah Konstruksi Beton, yaitu; Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI atau cara uji kekentalan beton sesuai dengan SNI, silahkan disimak.

Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI
  • Penjelasan Singkat Tentang Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI

Cara uji ini meliputi penentuan nilai slump (kekentalan) beton, baik di laboratorium maupun di lapangan. Nilai-nilai yang terterapun dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan digunakan sebagai acuan standar slump. Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi pengguna untuk menentukan slump dari beton readymix.

Dalam kondisi laboratorium, dengan material beton yang terkendali secara ketat, nilai slump (kekentalan) umumnya meningkat sebanding dengan nilai kadar air campuran beton. Dengan demikian berbanding terbalik dengan kekuatan beton. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan harus hati-hati, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap perubahan adukan beton pada pencapaian nilai slump yang ditentukan. Sehingga hasil slump yang diperoleh di lapangan tidak sesuai dengan kekuatan beton yang diharapkan.

Cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran maksimum agregat kasar (krikil) hingga 37,5 mm (1 ½ in.). Bila ukuran agregat kasar lebih besar dari 37,5 mm (1 ½ in.), metode pengujian dapat diterapkan, dengan agregat yang ukurannya lebih besar dibuang/disingkirkan. Cara uji ini tidak dapat diterapkan pada beton non-plastis dan beton nonkohesif.

Satu contoh campuran beton segar dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang memiliki bentuk kerucut terpancung dan dipadatkan dengan batang penusuk. Cetakan diangkat dan beton dibiarkan sampai terjadi penurunan pada permukaan bagian atas beton. Jarak antara posisi permukaan semula dan posisi setelah penurunan pada pusat permukaan atas beton diukur dan dilaporkan sebagai nilai slump beton.

  • Standar Alat untuk Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI

  1. Untuk alat Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI harus berupa sebuah cetakan yang terbuat dari bahan logam yang tidak lengket dan tidak bereaksi (menempel) dengan pasta semen. Ketebalan logam tersebut tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm dan bila dibentuk dengan proses pemutaran (spinning). Maka tidak boleh ada titik dalam cetakan yang ketebalannya lebih kecil dari 1,15 mm.
  2. Cetakan untuk Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI ini juga harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 203 mm, diameter atas 102 mm, tinggi 305 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Batas toleransi untuk masing-masing diameter dan tinggi kerucut harus dalam rentang 3,2 mm dari ukuran yang telah ditetapkan. Cetakan harus dilengkapi dengan bagian injakan kaki dan untuk pegangan. Bagian dalam dari cetakan relatif harus licin dan halus, bebas dari lekukan, deformasi atau mortar yang melekat. Cetakan harus dipasang secara kokoh di atas pelat dasar yang tidak menyerap air. Pelat dasar juga harus cukup luas agar dapat menampung adukan beton setelah mengalami slump.
  3. Cetakan dan penusuk untuk Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI yang terbuat selain dari bahan logam diperbolehkan bila memenuhi persyaratan berikut:
  • Contoh uji beton untuk membuat benda uji harus mewakili jumlah campuran beton, sesuai dengan SNI 03 – 2458 – 1991.
  • Batang penusuk harus merupakan suatu batang baja yang lurus, penampang lingkaran dengan diameter 16 mm dan panjang sekira 600 mm, memiliki salah satu atau kedua ujung berbentuk bulat setengah bola dengan diameter 16 mm.
  • Bila hasil-hasil pengujian berbeda lebih dari 15 mm (0.5 in) dari yang dihasilkan cetakan logam, maka cetakan tidak boleh digunakan.
  • Bila kondisi cetakan individual diduga telah menyimpang dari toleransi kondisi fabrikasinya maka suatu uji perbandingan tunggal harus dilakukan.
  • Bila ada perubahan material atau metode pembuatan, pengujian untuk uji banding harus diulangi.
  • Hasil uji rata-rata dari masing-masing pengujian slump yang diperoleh dengan menggunakan cetakan material alternaif tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm dari hasil uji rata-rata yang diperoleh dengan cetakan logam.
  • Tidak boleh ada hasil-hasil uji slump individual yang berbeda lebih dari 15 mm dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan cetakan logam.
  • Uji banding harus terdiri minimum 10 sampel pada masing-masing dari tiga nilai slump yang berbeda dengan rentang dari 50 mm sampai 125 mm.
  • Uji banding harus dilakukan oleh laboratorium yang independen atas nama pembuat cetakan.
  • Cetakan harus diuji coba untuk mendapatkan hasil-hasil yang dapat dibandingkan dengan hasil-hasil yang diperoleh jika menggunakan cetakan logam.
  • Cetakan harus cukup kaku untuk menjaga ukuran yang telah ditetapkan dan toleransi selama penggunaan, tahan terhadap gaya tumbuk dan harus tidak menyerap air.
  • Langkah kerja Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI

  1. Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian injakan. Segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis sekira sepertiga dari volume cetakan ( Sepertiga dari volume cetakan slump diisi hingga keketebalan 67 mm , dua pertiga dari volume diisi hingga ketebalan 155 mm).
  2. Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan. Untuk lapisan bawah akan membutuhkan penusukan secara miring. Kemudian lanjutkan penusukan vertikal secar spiral pada seputar pusat permukaan.
  3. Padatkan lapisan bawah seluruhnya hingga kedalamannya. Hindari batang penusuk mengenai pelat dasar cetakan. Padatkan lapisan kedua dan lapisan atas seluruhnya hingga kedalamannya, sehingga penusukan menembus batas lapisan di bawahnya. Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk tetap menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan.
  4. Setelah lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya.
  5. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa gangguan, dalam waktu tidak lebih dari 2 ½ menit. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton. Abaikan pengujian tersebut dan buat pengujian baru dengan porsi lain dari contoh. Bila dua pengujian berturutan pada satu contoh beton menunjukkan keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton. Kemungkinan ini biasanya adukan beton kurang plastis atau kurang kohesif.
  6. Catat nilai slump contoh uji dalam satuan milimeter hingga ketelitian 5 mm terdekat. Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan (bila kurang jelas silahkan lihat gambar diatas).

Demikian Artikel Kami tentang Cara Uji Slump Beton Sesuai dengan SNI atau cara uji kekentalan beton sesui dengan standar SNI. Semoga bermanfaat untuk anda semua. Jika ada yang kurang jelas dari artikel diatas, silahkan hubungi kami melalui line telepon website ini. terimakasih atas kunjungnnya :)

Exit mobile version